SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT (BAB I) BAGIAN 6 LINGKARAN SETAN
Karena tidak terbatasnya hal yang dapat kita lihat atau ketahui saat ini, tidak terbataspula hal-hal yang mengakibatkan kita merasa terpinggirkan, merasa diri ini jelek, dan merasa kecewa atas hal-hal yang koita miliki sebab kini tampak tak sehebat yang kita kira. Dan inilah yang mengoyak diri kita dari dalam.
Disinalah letak kekeliruan semua postingan sampah yang berhubungan dengan "Bagaimana menjadi bahagia" yang telah dibagikan 8 juta kali di facebook beberapa tahun belakangan ini---inilah hal yang tidak disadari oleh seorangpun tentang semua nasihat sampah itu:
Hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif. Sebaliknya, secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatif justru merupakan pengalaman positif.
Pernyataan di atas terlalu terdengar njilimet di kepala anda. Jadi saya akan memberi anda waktu untuk meluruskan pimikiran anda, dan mungkin untuk membacanya sekali lagi: Menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif; menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman positif. Inilah apa yang dulu pernah disebut oleh filsuf Alan Watts "sebagai hukum kebalikan"---intinya adalah: semakin kuat anda berusaha merasa baik setiap saat, anda akan semakin tidak puas, karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama anda tidak baik. Semakin mati-matian anda berusaha ingin kaya, anda merasa semakin miskin dan tidak berharga, terlepas dari seberapabesar penghasilan anda sesungguhnya. Semakin mati-matian anda ingin tampil seksi dan diinginkan, anda akan memandang diri anda semakin jelek, terlepas dari seperti apa penampilan fisik anda sesungguhnya. Semakin mati-matian anda ingin bahagian dan dicintai, anda akan menjadi semakin kesepian karena merasa ketakutan, terlepas dari banyaknya orang yang berada di sekitar anda. Semakin anda mendapatkan pencerahan spritual, anda akan semakin tertelan oleh diri anda sendiri dan menjadi semakin dangkal untuk mencapainya.
Kurang lebih, ini menyerupai pengalaman saya saat menjajal LSD (semacam narkoba----red); semakin saya melangkah mendekati rumah saya, rumah itu justru semakin menjauhi dari saya. Dan ya benar, saya baru saja menggunakan halusinasi LSD untuk membuat suatu penjelesan filosofis tentang kebahagian. Tidak masalah'kan?
Seperti yang dikatakan filsuf eksitensialisme Albert Camus (dan saya cukup yakin ia tidak sedang di bawah pengaruh LSD saat itu): "anda tidak pernah bahagia jika anda terus mencari apa yang yerkandung di dalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan."
Atau dengan kata lain :
Jangan berusaha.
Dan, saya tahu apa yang anda ingin katakan: "Mark, ini sungguh membikin saya gerah, lalu bagaimana dengan tabungan saya ygunakan untuk membeli camaro (jenis mobil mewah----red)? bagaimana dengan upaya saya menahan lapar untuk mendapatkan tubuh yang bagus?. Lagi pula saya telah membayar mahal untuk mesin pembentuk perut itu! Bagaimana dengan rumah besar di danau yang selalu saya impikan? Jika saya berhenti menggunakan itu semua---maka saya tidak akan pernah meraih apapun, itu bukan yang saya harapkan, 'kan?"
Saya senang anda bertanya
No comments:
Write comments